Sejarah Bajak Laut di Dunia: dari Viking hingga Pembajak Modern
Jumat, 30 Mei 2025 13:51 WIB
Menelusuri sejarah bajak laut dunia dari era Viking, Zaman Keemasan, hingga masa modern yang penuh misteri.
***
Bajak laut telah lama menjadi bagian dari kisah petualangan di lautan. Dalam cerita rakyat, buku, dan film, mereka kerap digambarkan sebagai sosok pemberani yang hidup bebas dan mengejar harta karun.
Namun, sejarah bajak laut di dunia sebenarnya mencerminkan perjalanan panjang yang penuh kekerasan, politik, dan strategi maritim. Dari pelaut Viking hingga pembajak bersenjata modern, inilah kisah panjang bajak laut yang mencengangkan.
1. Asal Usul Bajak Laut: Dunia Kuno dan Laut Tengah
Aktivitas bajak laut sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Pada abad ke-14 SM, bangsa Mesir mencatat adanya ancaman dari kelompok perampok laut yang dikenal sebagai Sea Peoples. Mereka menyerang kapal dan permukiman di sepanjang Laut Tengah.
Pada era Yunani Kuno dan Romawi, perompakan laut dianggap sebagai bagian dari kehidupan. Banyak kapal dagang yang menjadi sasaran, dan terkadang negara-negara menggunakan bajak laut sebagai alat politik. Bahkan Julius Caesar pernah ditangkap oleh bajak laut ketika muda, sebelum ia membalik keadaan dan menyalib mereka setelah ditebus.
2. Viking: Bajak Laut dari Utara
Sekitar abad ke-8 hingga ke-11 M, bangsa Viking dari Skandinavia menjadi kekuatan laut yang menakutkan. Mereka menyerbu pantai-pantai Eropa dari Inggris hingga Byzantium. Berbeda dari bajak laut biasa, Viking juga menjelajah dan membangun koloni di wilayah yang mereka capai, termasuk Islandia, Greenland, dan bahkan bagian dari Amerika Utara.
Viking tidak hanya merampok; mereka juga pedagang, pelaut ulung, dan navigator hebat. Namun, reputasi mereka sebagai penjarah kejam melekat kuat dalam sejarah Eropa.
3. Zaman Keemasan Bajak Laut (Golden Age of Piracy, 1650–1730)
Inilah era yang paling sering digambarkan dalam budaya populer. Sekitar tahun 1650 hingga 1730, perairan Karibia, Samudra Atlantik, dan pesisir Afrika menjadi arena perompakan berskala besar. Banyak bajak laut terkenal muncul dalam periode ini, seperti:
-
Edward Teach (Blackbeard): Dikenal karena penampilan mengerikan dan taktik brutalnya.
-
Bartholomew Roberts: Merampok lebih dari 400 kapal.
-
Anne Bonny & Mary Read: Dua bajak laut wanita yang melawan stereotip zaman mereka.
Faktor penyebab meningkatnya perompakan antara lain:
-
Perang antara negara-negara Eropa yang meninggalkan banyak pelaut tanpa pekerjaan.
-
Kekayaan dari koloni di Dunia Baru.
-
Kurangnya pengawasan militer di lautan luas.
Negara-negara seperti Inggris sempat mengizinkan perompakan melalui "letter of marque" — surat izin untuk menyerang kapal musuh. Namun, ketika mereka tak lagi dibutuhkan, bajak laut diburu habis-habisan.
4. Bajak Laut di Dunia Islam dan Asia
Di dunia Islam, khususnya di Laut Tengah, terdapat bajak laut terkenal seperti Barbarossa, bersaudara dari Aljazair yang menjadi pahlawan bagi Kesultanan Utsmaniyah dan momok bagi Eropa. Mereka menguasai bagian besar Mediterania dan juga terlibat dalam politik regional.
Di Asia Tenggara, perompakan juga punya sejarah panjang. Wilayah Selat Malaka sejak lama dikenal sebagai jalur perdagangan strategis sekaligus rawan bajak laut. Bangsa Bugis, Sulu, dan kelompok-kelompok lain di Nusantara kadang menjadi bajak laut dan sekaligus tentara kerajaan.
Belanda dan Inggris berusaha menumpas bajak laut demi mengamankan perdagangan rempah-rempah. Salah satu tokoh penting adalah Raja Laut (Lanun) dari wilayah perairan Melayu yang dikenal sebagai pemimpin perompak laut.
5. Bajak Laut Modern: Ancaman Abad ke-21
Perompakan belum punah. Bajak laut zaman modern jauh dari gambaran romantis. Mereka menggunakan senjata otomatis, speedboat, dan teknologi komunikasi untuk membajak kapal besar.
Wilayah rawan perompakan masa kini:
-
Teluk Aden dan perairan Somalia: Kelompok bersenjata membajak kapal dagang, sering meminta tebusan jutaan dolar.
-
Teluk Guinea (Afrika Barat): Pembajakan di wilayah ini banyak menargetkan kapal pengangkut minyak.
-
Selat Malaka: Meski relatif lebih aman kini, perompakan masih terjadi, sering dilakukan oleh kelompok kriminal terorganisir.
Beberapa negara membentuk pasukan gabungan anti-pembajakan dan patroli laut untuk melawan perompakan modern. Teknologi seperti pelacak GPS, kamera termal, dan drone digunakan untuk mendeteksi ancaman di lautan.
6. Budaya dan Warisan Bajak Laut
Budaya bajak laut tetap hidup dalam film, buku, dan permainan. Film seperti Pirates of the Caribbean, karakter fiksi seperti Long John Silver, hingga "Hari Bajak Laut Internasional" (International Talk Like a Pirate Day) menunjukkan betapa kuatnya daya tarik bajak laut dalam budaya populer.
Namun, di balik topi khas dan teriakan “Arrr!”, sejarah bajak laut adalah cerita tentang kekuasaan, eksploitasi, dan kebebasan yang dicari dalam dunia tanpa hukum.
Penutup
Bajak laut bukan hanya bagian dari mitos atau dongeng petualangan. Mereka adalah pelaku sejarah yang nyata, yang mencerminkan dinamika kekuasaan, ekonomi, dan konflik global di lautan. Dari serangan Viking, dominasi di Karibia, hingga perompakan modern di Teluk Aden, sejarah bajak laut adalah kisah panjang antara hukum dan kekacauan, antara kebebasan dan kekerasan.

Penulis Indonesiana
80 Pengikut

Strategi Pertumbuhan Konglomerat
Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking
Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler